MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA JADI LULUSAN TERDISIPLIN POLINES 2023
Aissya Embun Setyasih mendapatkan predikat lulusan terdisiplin di antara teman-temannya dalam pelaksanaan wisuda ke-52 mahasiswa Politeknik Negeri Semarang (Polines) yang digelar di Convention Hall Masjid Agung Jawa Tengah, Sabtu (23/09/2023). Embun juga mendapatkan IPK hampir sempurna yakni 3,98.
Ketua Panitia Pelaksanaan Wisuda ke-52 Polines, Endro Warsito menjelaskan bahwa dalam wisuda kelulusan mahasiswa di Politeknik Negeri Semarang, ada dua kategori penghargaan bagi mahasiswa yakni lulusan terbaik dan lulusan terdisiplin.
“Lulusan terbaik diambil dari masing-masing program studi, yang memenuhi beberapa kriteria yakni IPK tertinggi di program studinya, cumlaude, dan masa studinya tidak melebihi waktu yang ditentukan sesuai dengan jenjang pendidikan,” jelasnya ketika diwawancarai.
Sedangkan predikat lulusan terdisiplin ialah lulusan yang memiliki jumlah ketidakhadiran tersedikit, serta tidak memiliki unsur alpa, dan juga memperoleh IPK tertinggi di antara yang memiliki ketidakhadiran tersedikit tersebut. Pada tahun ini, Aissya Embun Setyasih mendapat predikat lulusan terdisiplin dengan jumlah alpa sebesar 0, sakit sejumlah 0, dan izin yang juga nihil. IPK yang diperolehnya pun mencapai angka 3,98.
Mahasiswa lulusan program studi D3 Teknik Informatika Jurusan Teknik Elektronika tersebut mengaku terkejut sekaligus bangga mendapatkan predikat sebagai lulusan terdisiplin.
“Yang pertama sangat bangga dan senang karena tidak menyangka, karena saya baru tahu waktu kemarin gladi bersih jadi agak kaget,” ujarnya.
Sejak pertama kali masuk di Politeknik Negeri Semarang, Embun juga mengaku tidak berambisi bahkan tidak mengetahui bahwa ada penghargaan seperti ini bagi lulusan. Wisudawati asal Sragen tersebut juga menuturkan bahwa dirinya tidak menyangka di akhir masa perkuliahannya, nilai IPKnya hampir menyentuh angka sempurna.
“Itu sebenarnya kalau di saya pribadi lebih ke belajar saja (untuk meraih IPK tersebut), karena ada mata kuliah yang menurut saya susah, ada mata kuliah yang menurut saya gampang. Sebenarnya tidak menyangka juga bisa mendapat nilai seperti itu, tetapi tetap bersyukur mendapat nilai yang baik,” tuturnya.
Kendati telah menunjukkan keunggulannya dengan nilai IPK yang hampir sempurna, Embun mengaku tidak hanya berfokus di pendidikan saja, namun, juga tetap mengikuti kegiatan di luar perkuliahannya.
“Di Politeknik Negeri Semarang ini juga kan pasti diharapkan juga memiliki keterampilan di organisasi, kebetulan saya ikut di organisasi daerah (Orda), jadi bendahara umum waktu itu. Jadi walaupun perkuliahan ditekuni, namun (kegiatan) organisasi juga masih berjalan,” jelasnya.
Dalam perjalanan masa perkuliahannya, Embun juga mengaku mengikuti beberapa program internship. Ia menuturkan di semester ke empat dirinya mengikuti kegiatan Kampus Merdeka dan juga program magang Polines di semester ke lima.Embun mengaku masa perkuliahannya di Politeknik Negeri Semarang sangat seru karena lingkungannya yang juga mendukung.
“Kuliah di Polines sangat seru, teman-teman banyak dan sangathumble dan juga baik dengan kita semua. Selain itu Dosen juga sangat baik serta support ke mahasiswa,” imbuhnya.
Wisudawati kelahiran tahun 2002 tersebut berharap setelah resmi lulus dari Politeknik Negeri Semarang, dirinya bisa bekerja terlebih dahulu di perusahaan yang diinginkannya. Kendati demikian, jika ada kesempatan untuk menempuh jenjang pendidikan lebih lanjut, Embun juga mengaku tidak akan menyia-nyiakannya.
“Pesan untuk teman-teman dan adik-adik kelas semuanya, ikuti semua hal yang dilakukan dengan baik dan dengan yang terbaik, karena itu juga untuk (kebaikan) diri sendiri,” pungkasnya.
Sri Sumarsih selaku Ibunda Embun mengaku sama terkejutnya dan bangga atas capaian anak kedua yang sekaligus anak terakhirnya itu. Dirinya mengaku merasa bangga dan bahagia karena putrinya bisa meninggalkan nama baik setelah lulus dari Politeknik Negeri Semarang. Ia juga menjelaskan bahwa perilaku baiknya ini juga tercermin dalam kegiatannya ketika di rumah.
“Dia termasuk anak yang disiplin. Disiplin terhadap waktu, disiplin terhadap tanggung jawabnya sebagai anak, bisa membantu orang tua. Istilahnya dia bisa mengetahui porsinya sebagai anak perempuan di rumah, di kampus, dan di masyarakat bagaimana,” ucapnya.
“Harapan saya yang jelas Embun menjadi anak yang sholehah, membanggakan dan membahagiakan keluarganya, dan juga untuk besok keluarganya sendiri di dunia dan akhirat,” pungkasnya.