Festival Film Polines 2016
Himpunan Mahasiswa Elektro 2016 telah memulai serangkaian acara EFFECTION 2016 dengan acara pembuka yaitu Festival Film Polines atau yang disebut FFP. Festival Film Polines yang bertema “Menatap Budaya Nusantara” memiliki beberapa kegiatan diantaranya Kompetisi Film FFP tingkat SMA/SMK/MA Se-Jawa Tengah dan DIY yang mengangkat tema mengenai budaya di Indonesia, Parade Film, dan Penganugerahan Kompetisi Film FFP.
Kompetisi Film yang telah dilaksanakan sejak bulan Desember 2015 sampai 1 Maret 2016 telah menerima 43 Film dari 27 Sekolah dan telah dijurikan dengan dewan juri Bapak Bagus Adiroso dari Dinas Budaya dan Pariwisata, Ulin Nuha dari Komunitas Film Kendal, dan Andy Koesworo dari Komunitas Sinema Semarang, pada hari Jumat, 4 Maret 2016 dengan menghasilkan 9 Nominasi Film Terbaik dan 3 Juara yang ditayangkan pada saat Parade Film dan Hari Penganugerahan.
Parade Film yang berlangsung selama tiga hari yaitu pada tanggal 8, 10 ,dan 11 Maret 2016 di Hall Bem Lama Polines, Formwork Sipil Polines, dan Gedung Pusat Informasi Publik Balaikota Semarang lalu menayangkan Film dari Nominasi Film Terbaik Kompetisi Film FFP, dan film dari Komunitas Film di Jawa Tengah.
Terdapat 9 film yang menjadi Nominasi Film Terbaik FFP yaitu
- Tempaan Zaman ( SMK N 1 Klaten),
- Ali-Ali Setan (SMK YPLP Perwira Purbalingga),
- Samudro (SMK N 2 Pati),
- Begal Watu (SMA Rembang Purbalingga),
- Sepak Tekong (SMA N 5 Purworejo),
- Pitulasan (SMK N 2 Pati),
- Bondan (SMA N 10 Semarang),
- Roy (SMA N 1 Purworejo), dan
- Nasib (SMK N 1 Kismantoro).
Parade Film tersebut diikuti sekitar 80 orang setiap harinya baik dari mahasiswa Polines maupun siswa SMA/SMK/MA serta umum yang ingin menonton film hasil dari Kompetisi Film FFP.
Juara yang terpilih yaitu Tempaan Zaman ( SMK N 1 Klaten) sebagai Juara 1, Pitulasan (SMK N 2 Pati) sebagai Juara 2, dan Samudro (SMK N 2 Pati) sebagai Juara 3 diumumkan pada Hari Puncak Penganugerahan Kompetisi Film FFP, Minggu, 13 Maret 2016. Tidak hanya pemberian anugerah, tetapi Penganugerahan yang diikuti sekitar 120 peserta yang hadir dalam acara tersebut juga mendapatkan pengetahuan tambahan mengenai Perfilman dengan pemberian materi dari 2 juri yaitu Ulin Nuha dan Andy Koesworo.
“Menjadi sutradara tidak perlu harus sekolah film”, itulah yang dikatakan Ulin Nuha, pendiri Komunitas Film Kendal yang telah memproduksi puluhan film. Menjadi sutradara sebuah film diperlukan keberanian, kepercayaan diri, dan ide – ide kreatif sehingga dapat membuat film berbeda dari yang lain serta sebagai sutradara harus mempunyai karakter agar film yang dibuat dapat dikenal masyarakat.